Tingkatan Apresiasi Karya Sastra

Tingkatan Apresiasi Karya Sastra - Hallo sahabat DATA KERJA GURU DAN INFORMASI PNS, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Tingkatan Apresiasi Karya Sastra, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tingkatan Apresiasi Karya Sastra
link : Tingkatan Apresiasi Karya Sastra

Baca juga


    Tingkatan Apresiasi Karya Sastra



    Tingkatan Apresiasi Karya Sastra
    Karya: Rizki Siddiq Nugraha

    Tingkatan Apresiasi Karya Sastra

    Perlu disadari bahwa apresiasi merupakan kesadaran yang tumbuh setelah melakukan serangkaian kegiatan dalam menggauli dan mengakrabi karya sastra. Sejalan dengan pendapat Efendi (dalam Sayuti, 2000, hlm. 3) bahwa “apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaa, kepekaan kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra”. Dengan kalimat lain, apresiasi sastra adalah upaya memahami karya sastra, yaitu bagaimana cara untuk dapat mengerti sebuah karya sastra yang dibaca, baik fiksi maupun puisi, mengerti maknanya, baik yang intensional maupun yang aktual, dan mengerti seluk-beluk strukturnya. Pendek kalimat, “apresiasi sastra merupakan upaya membuat makna sebagai tugas utama seorang pembaca” (Sayuti, 2000, hlm. 3).
    Apresiasi pembaca terhadap karya sastra menurut Squire dan Taba (dalam Aminudin, 2002, hlm. 34) akan melibatkan tiga (3) unsur, sebagai berikut:

    1. Aspek kognitif
    Aspek ini berkaitan dengan keterlibatan intelektual pembaca dalam upaya memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik ini merupakan unsur yang ada dalam karya sastra, seperti fakta cerita, sarana cerita, dan tema. Sedangkan unsur ekstrinsik cerita berhubungan dengan unsur-unsur yang ikut membangun karya sastra, namun berasal dari luar karya sastra, misalnya pembaca, lingkungan, dan pengarang.

    2. Aspek emotif
    Aspek ini berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam karya sastra yang dibaca. Aspek emosi ini bereperan dalam memahami karya sastra dengan cara subyektif pembaca, setelah melalui proses kognitif. Jadi, pada aspek emotif ini pemaknaan pembaca lebih bersifat reflektif, yaitu membiarkan diri menemukan makna dan nilai-nilai dari karya sastra yang dibaca. Aspek emotif berhubungan dengan pemahaman pembaca terhadap karya sastra.

    3. Aspek evaluatif
    Aspek ini berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap karya sastra yang dibaca. Aspek ini telah sampai pada tataran kritis, yaitu setelah pembaca (apresiator) mengerti unsur-unsur yang membangun karya sastra dan memahami makna serta nilai karya sastra, maka selanjutnya, pembaca mengkritisi karya sastra. Aspek kritisi penting dalam rangka untuk menyesuaikan makna dan nilai karya sastra kaitannya dengan tingkat perkembangan perasaan dan pikiran manusia.
    Sementara itu, Disick (dalam Waluyo, 2002, hlm. 45) menyebutkan bahwa kegiatan apresiasi terhadap karya sastra akan melalui empat (4) tingkatan, di antaranya:
    1. Tingkat menggemari, yaitu adanya keterlibatan batin yang belum kuat dari pembaca. Pembaca baru sebatas gemar, yaitu senang membaca terhadap karya sastra, tetapi belum sampai pada pembacaan yang intens.
    2. Tingkat menikmati, yaitu pembaca sudah mulai intens membaca dan menikmati karya sastra. Tahap kedua dan tahap pertama merupakan tingkatan kegiatan apresiasi yang dilakukan oleh pembaca pasif.
    3. Tingkat mereaksi, yaitu sikap kritis pembaca terhadap karya sastra. Artinya, pada tahap ini, selain pembaca menikmati karya sastra yang dibaca, pembaca sudah mulai bisa menilai, misalnya mengenai baik-buruk, indah-tidak indah, menarik-tidak menarik, dan kekurangan-kelebihan dari karya sastra. Oleh karena sudah pada tahap menilai, maka pembaca pada tingkat ini sudah mengetahui tentang teori yang digunakan untuk mengkritisi karya sastra.
    4. Tingkat produktif, yaitu selain dapat menikmati dan menilai, pada tingkat ini pembaca sudah bisa memproduksi atau menciptakan karya sastra. Bahkan, aspek reaksi pembaca terhadap karya sastra dapat diwujudkan dengan menciptakan karya sastra yang baru sebagai tandingannya. Kedua tingkat ini jelas memperlihatkan tingkat apresiasi yang dilakukan oleh pembaca aktif.

    Referensi
    Aminudin (2002). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
    Sayuti, S. A. (2000). Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.
    Waluyo, H. J. (2002). Apresiasi Puisi: untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka.


    Demikianlah Artikel Tingkatan Apresiasi Karya Sastra

    Sekianlah artikel Tingkatan Apresiasi Karya Sastra kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

    Anda sekarang membaca artikel Tingkatan Apresiasi Karya Sastra dengan alamat link https://datakerjapns.blogspot.com/2017/09/tingkatan-apresiasi-karya-sastra.html

    Subscribe to receive free email updates:

    Related Posts :